Pedoman Pengobatan Mandiri

Menstrual Cramps

Dismenorea adalah gangguan fisik pada wanita yang sedang menstruasi berupa gangguan nyeri/kram perut

dismenorea primer dan dismenorea sekunder

Dismenorea dibagi menjadi dua yakni dismenorea primer dan dismenorea sekunder

Dismenorea Primer

Dismenorea primer adalah gangguan nyeri dan kontraksi perut yang dialami wanita saat mulai menstruasi tanpa disertai oleh penyakit pelvis. nyeri pada saat haid yang terjadi tanpa disertai oleh kondisi patologis pada organ reproduksi. 

Usia saat gejala dismenorea mulai muncul

Pada umumnya 6-12 bulan setelah menarke−usia 12-13 tahun pada sebagian besar anak perempuan

Menstruasi

Lebih mungkin teratur dan kehilangan darah yang normal

Pola dan durasi nyeri haid

Onset nyeri terjadi tepat sebelum atau bersamaan dengan onset menstruasi; nyeri pada setiap atau sebagian besar menstruasi, berlangsung 2-3 hari

Nyrei pada waktu lain dalam siklus menstruasi

Tidak

Respon terhadap NSAID dan atau konstrasepsi oral

Ya

Gejala lainnya

Mual, muntah, kelelahan, mudah marah, diare, dan sakit kepala bisa muncul di waktu yang sama dengan nyeri haid

Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder biasanya terkait dengan patologi panggul (pelvis). Dismenorea sekunder meliputi gangguan nyeri dan kontraksi perut akibat penyakit pelvis seperti endometriosis dan kista ovarium.

Usia saat gejala dismenorea mulai muncul

Usia pertengahan hingga akhir 20-an atau lebih tua; biasanya usia 30-an dan 40-an untuk wanita dengan dismenorea sekunder

Menstruasi

Lebih mungkin teratur dan kehilangan darah yang normal

Pola dan durasi nyeri haid

Onset nyeri terjadi tepat sebelum atau bersamaan dengan onset menstruasi; nyeri pada setiap atau sebagian besar menstruasi, berlangsung 2-3 hari

Nyrei pada waktu lain dalam siklus menstruasi

Ya, dapat terjadi sebelum, selama atau setelah menstruasi

Respon terhadap NSAID dan atau konstrasepsi oral

Tidak

Gejala lainnya

Berbeda-beda berdasarkan penyebab dismenorea sekunder; dapat mencakup dyspareunia ( rasa sakit saat berhungan seksual) dan nyeri panggul

Penyebab

Onset Kejadian

Faktor Resiko

Gejala

Swamedikasi

Pedoman pengobatan mandiri pada penyakit dismenorea dapat dilihat pada gambar berikut

Pengecualian Swamedikasi Dismenorea

Penggunaan obat ( Terapi farmakologi)

Seseorang yang mengalami dismenorea kategori ringan, dapat menggunakan obat NSAID saat menstruasi. Sedangkan, pada seseorang yang mengalami dismenorea kategori sedang, dapat menggunakan obat NSAID sejak 1-2 hari sebelum menstruasi diperkirakan dapat meningkatkan kelegaan gejala.

NSAID digunakan tidak hanya untuk meredakan nyeri, tetapi juga untuk mencegah kram. Pengurangan nyeri yang optimal dicapai ketika obat-obatan ini dikonsumsi secara terjadwal, bukan berdasarkan kebutuhan saat sebelum menstruasi. Oleh karena itu, ibuprofen sebaiknya diminum setiap 4 hingga 6 jam, dan naproxen sodium setiap 8 hingga 12 jam selama 48 hingga 72 jam pertama aliran menstruasi, karena periode tersebut berkorelasi dengan pelepasan prostaglandin maksimal.

Efek obat NSAID sebagai obat nyeri mulai terasa dalam waktu 30 hingga 60 menit setelah minum obat,  dan manfaatnya akan optimal dengan dosis teratur yang terus-menerus

Efek samping NSAID dari penggunaan intermiten beberapa hari terbatas dan biasanya meliputi gejala gastrointestinal (GI) (misalnya, gangguan perut, muntah, sakit maag, nyeri perut, diare, sembelit, dan anoreksia) serta efek samping pada sistem saraf pusat (misalnya, sakit kepala dan pusing).

Obat NSAID harus diminum setelah makan agar tidak mengiritasi lambung.

Dosis yang Direkomendasikan Tanpa Resep (Dosis Harian Maksimum)

Parasetamol

650-1000 mg setiap 4-6 jam (4000 mg)

650-1000 mg setiap 4-6 jam (4000 mg)

200-400 mg setiap 4-6 jam (1200 mg)

220-440 mg pada awalnya; kemudian 220 mg setiap 8-12 jam (660 mg)

*Jika 200 mg setiap 4-6 jam tidak efektif, dosis yang dianjurkan untuk dismenorea adalah 400 mg setiap 6 jam

Terapi non farmakologi

Langkah-langkah non-farmakologis untuk membantu mengelola dismenorea dan ketidaknyamanan menstruasi yang umum dilakukan adalah tidur, mandi air panas atau menggunakan kantung pemanas, serta berolahraga.

Kompres hangat pada perut dapat mengurangi rasa nyeri dismenorea. Sebuah plester utnuk menghangatkan perut (misalnya, ThermaCare) telah dikembangkan dan diuji untuk pengobatan dismenorea. Plester ini terbukti efektif dalam meredakan nyeri dan kram perut.

Konsumsi vitamin E dan zinc juga dianjurkan karena dapat mengurangi nyeri dismenorea.

Tindak Lanjut

Keberhasilan terapi pasien dismenorea dapat dilihat dari kerhasilan pengobatan (gejala membaik). Jika gejala memburuk maka harus mendapatakan pengobatan NSAID lainnya atau menambah terapi dan segara memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Copyright © 2025